Salah satu definisi yang
akhirnya menjadi model komunikasi yang terkenal adalah milik Harold Lasswell.
Lasswell menggambarkan komunikasi dalam sebuah pertanyaan, yaitu: “Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect?” Dari
kalimat pertanyaan tersebut dapat diketahui bahwa ada lima unsur komunikasi
yang saling berkaitan yaitu: Who yaitu
Komunikator, What yaitu Pesan, Which Channel yaitu saluran atau media, Whom yaitu Komunikan, dan Effect yaitu Efek (Mulyana, 2007,
hlm.69)
Dalam konteks komunikasi
massa, komunikator berjumlah banyak. Komunikator berbentuk lembaga karena ada
pembagian kerja, membutuhkan sumber daya manusia dan materi yang besar. Sumber
komunikasi (source) diketahui secara
terbatas atau bahkan tidak diketahui sama sekali. Sumber bekerja lewat suatu
organisasi yang rumit.
Menurut Wright, dalam
komunikasi massa khalayak (communican /
receiver) relatif besar, heterogen dan anonim bagi sumber. Dalam komunikasi
massa tidak memungkinkan komunikator untuk bertatap muka dengan anggota-anggota
khalayaknya. Selain merupakan kelompok yang beraneka ragam, kebanyakan penerima
pesan juga tidak dikenal oleh sumber pesan (Tubbs & Moss, 2000,
hlm.198-200).
Berkaitan dengan komunikan
yang beraneka ragam tersebut, pesan (message)
komunikasi massa bersifat publik atau tidak ditujukan kepada perseorangan.
Pesan tersebut juga mewakili usaha banyak orang yang berlainan, yaitu
orang-orang yang terlibat sebagai komunikator. Pesannya bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun ada
kalanya khalayak juga menyampaikan pesan, namun komunikasi massa di dominasi
oleh komunikator karena pada akhirnya komunikatorlah yang menentukan agendanya
(Mulyana, 2007, hlm.83-84).
Komunikan mempunyai sedikit
atau bahkan tidak memiliki sama sekali kontrol atas sumber-sumbernya sehingga
umpan balik (feedback) juga tidak
segera. Dalam beberapa kasus, pembaca surat kabar, pendengar radio atau pemirsa
televisi bisa saja menyampikan umpan balik secara langsung, contohnya pada
program acara “Suara Anda” di MetroTV. Namun tetap saja umpan balik tersebut
tidak lengkap, karena umpan balik nonverbal, seperti ekspresi wajah dan tubuh
dari si pemberi umpan balik sering tidak tertangkap oleh sumber pesan.
Yang membedakan komunikasi
massa dengan konteks komunikasi lainnya adalah adanya media (channel) dengan jarak fisik yang rendah
(komunikan-komunikator jauh). Tidak seperti dalam komunikasi tatap muka yang
memungkinkan semua indera, potensi masukan yang diindera komunikan dalam
komunikasi massa lebih terbatas (Mulyana, 2007, hlm.78-80).
Komunikasi massa memiliki 5
fungsi. Pertama, fungsi pengawasan, yaitu media massa sebagai medium untuk
melakukan kontrol sosial dan kegiatan persuasif. Kedua, fungsi social learning, yaitu, media massa
berperan melakukan pendidikan bagi masyarakat. Ketiga, fungsi peyampaian
informasi, yaitu komunikasi massa melalui media massa memungkinkan informasi
tersampaikan secra luas dan cepat. Keempat, fungsi transformasi budaya. Masih
terkait dengan fungsi penyampaian informasi dan social learning, namun fungsi
transformasi budaya lebih kepada tugas media massa yang besar sebagai bagian
dari budaya global. Kelima, fungsi hiburan (Burhan B., 2009, hlm.78-81).
Sumber:
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Tubbs, Stewart L & Sylvia M. 2000. Human Communication: konteks-konteks komunikasi, buku 2, terjemahan: Deddy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar