Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Blog ini berisi seputar ilmu komunikasi, teks lagu mandarin dan beberapa perenungan hidup pribadi sang blogger ^^..

Klasifikasi Keputusan-Keputusan dalam Organisasi


Dalam sebuah organisasi, sebuah keputusan di ambil dengan tujuan memperlancar jalannya organisasi tersebut.

Berdasarkan sifat dan tujuannya, keputusan-keputusan yang diambil dapat dibagankan sebagai berikut:





Top Management, atau Pimpinan atas mengambil keputusan-keputusan yang bersifat Strategy atau Policy umum yang disertai dengan penerbitan peraturan-peraturan umum dan instruksi-instruksi pimpinan.

Pimpinan menengah (Middle Management) melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambil oleh atasan dengan mengambil keputusan-keputusan yang bersifat structural (organisasional). Keputusan-keputusan yang diambil oleh Pimpinan Menengah ini antara lain mengenai tugas pokok (mission) organisasi dan keputusan-keputusan fungsionil, yakni mengenai masalah-masalah teknis yang menyangkut mutu atau efektivitas.

Sedangkan pimpinan bawah (Lower Management) mengambil keputusan-keputusan yang bersifat operasional, yakni penyelenggaraan secara langsung, baik yang bersifat rutin maupun tidak, dan yang diprogramkan maupun tidak.

1. Keputusan Strategis
Keputusan Strategis bertujuan untuk memecahkan masalah yang bersifat strategis, yakni merupakan masalah yang menentukan mati hidupnya organisasi, baik secara keseluruhan maupun sebagian (sektoral, department, maupun fungsional).

Srategi dapat dibedakan menjadi 4, yakni:
1.      Corporate Strategy, yakni merupakan strategi organisasi secara keseluruhan
2.      Strategi bidang operasional
3.      Strategi Departemental, misalnya personil, keuangan, logistik
4.      Strategi Fungsional, misalnya strategi planning, strategi controlling, strategi monitoring, strategi latihan.

Karena menyangkut mati-hidup organisasi, masalah strategis merupakan tanggung jawab pimpinan atas (top management).

Pada Intinya, strategi mengenai alokasi dan penempatan sumber-sumber daya (resources) menurut waktu (time) dan ruang (space, place) yang sedemikian rupa sehingga organisasi dapat bertahan hidup (survival), bahkan berkembang terus menerus. Pelaksanaan strategi adalah melalui policy-policy.

2. Keputusan Policy
Policy (kebijakan) merupakan suatu standing plan, yakni suatu rencana yang menjadi pedoman bagi para bawahan dalam mengambil keputusan. Policy adalah pelaksanaan strategi di samping rencana strategi. Atau dapat dikatakan bahwa rencana strategis dan policy adalah dua sarana serempak untuk melaksanakan strategi.

Hubungan antara policy dengan strategi adalah sebagai berikut:


 
 Filsafat Organisasi merupakan tujuan atau cita-cita organisasi tersebut, bagaimana pandangan organisasi terhadap lingkungan ke luar maupun ke dalam, dan apa yang dipandang sebagai masalah-masalah utama. Berpangkal pada filsafat organisasi tersebut, strategi dibuat untuk dijadikan pola siasat usaha atau daya-upaya organisasi. Kemudian, untuk melaksanakan strategi tersebut, maka ditetapkan rencana strategis, policy umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam policy sektoral, policy tugas pokok, dan policy fungsionil.

Policy tersebut ditujukan terutama sebagai pedoman bagi para bawahan dalam membuat keputusan, agar keputusan yang mereka buat selalu searah dan sejalan, dan dengan demikian selalu terdapat integrasi pimpinan dengan harmonis.

Policy harus :
·         Sesuai dengan keadaan lingkungan
·         Sesuai dengan kebutuhan para decision-makers bawahan yang bersangkutan

Proses pembuatan policy adalah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi masalah yang memerlukan policy
2.      Analisa posisi pembuat policy, terutama menyangkut kekuatan dan kemampuan
3.      Analisa lingkungan (faktor-faktor, masalah-masalah)
4.       Analisa policy (mencari dan menyusun alternative-alternatif)
5.      Perumusan policy, dimana di dalamnya termasuk semua alternatif
6.      Diskusi dengan seluruh staff dan pimpinan bawahan relevan
7.      Penetapan policy
8.      Implementasi keputusan policy organisasi
9.      Pengawasan (monitoring) pelaksanaan policy, yakni melalui keputusan-keputusan pimpinan bawahan
10.  Evaluasi, yakni penyempurnaan dan peninjauan kembali

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan policy merupakan suatu kumpulan keputusan yang menyangkut pembuatan policy (policy formation), sehingga dalam prakteknya dapat bermacam-macam.


3. Keputusan Struktural
Keputusan Struktural atau organisasional ini merupakan keputusan yang diambil oleh anggota-anggota organisasi yang memiliki kedudukan lini mengenai masalah-masalah yang bersifat operasi lini (komando). Oleh karena keputusan jenis ini adalah mengenai kehidupan organisasi secara langsung, maka keputusan ini juga disebut keputusan organisasional.

Pengertian keputusan struktural ini merupakan pengertian kelompok (collective term), sehingga dalam prakteknya keputusan struktural yang diambil oleh para anggota structural (anggota pimpinan lini) tersebut beranekaragam bentuk dan sifatnya. Walaupun demikian, semua keputusan tersebut secara langsung mengacu atau menuju pada penunaian tugas pokok (mission), yakni menghasilkan segala sesuatu yang menegakkan kelangsungan hidup organisasi.


4. Keputusan Fungsional
Keputusan jenis ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan atau penyelenggaraan tugas pokok, dan mencakup penyediaan logistic, penyediaan fasilitas, atau pemecahan masalah-masalah teknis kualitatif atau kuantitatif.

Keputusan fungsional ini diambil oleh anggota-anggota organisasi yang memiliki kedudukan fungsional, yakni kedudukan membantu pimpinan lini atau pimpinan komando.


5. Keputusan rutin
Keputusan rutin merupakan keputusan yang diambil untuk menangani atau menyelesaikan problema rutin, yakni masalah yang terjadi secara berkala atau teratur, dan datangnya dapat diperhitungkan ataupun diperkirakan secara relatif tepat.

Dalam mengembangkan sistem kerja atau sistem operasional, pekerjaan atau kegiatan harus dijadikan rutin karena:
·         Memberikan ketenangan kerja, sehingga anggota-anggota organisasi dapat mengadakan persiapan yang sebaik-baiknya, dimana hal tersebut dapat meningkatkan mutu kerja.
·         Memberikan kesempatan pada pimpinan kerja untuk mengembangkan prosedur-prosedur dan tata kerja yang dapat dibakukan, dimana hal tersebut mempermudah penyediaan peralatan (equipment) dan bahan-bahan kerja sehingga dapat menekan biaya operasi
·         Memberikan kesempatan pada para karyawan untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan serta keterampilan-keterampilan mereka yang dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya operasi

Namun, dalam pelaksanaan pekerjaan maupun kegiatan yang rutin seperti ini dapat menimbukan bahaya, yakni dapat memicu adanya kecenderungan orang untuk melawan tindakan pimpinan yang mengadakan perubahan-perubahan untuk menyesuaikan keadaan organisasi dan operasi kepada perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan atau situasi organisasi.


6. Keputusan non-rutin
Keputusan non-rutin merupakan keputusan yang bukan pengulangan dari pola atau bentuk atau isi dari keputusan-keputusan sebelumnya. Keputusan jenis ini cenderung lebih mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang relatif lebih mahal daripada keputusan rutin. Oleh karena hal itu, semaksimal mungkin masalah pekerjaan dalam organisasi sebaiknya dijadikan pekerjaan rutin.


7. Keputusan yang Diprogrammasi
Keputusan jenis ini dapat dilakukan dengan pengembangan sistem informasi management yang secara khas dititikberatkan pada keperluan pengambilan keputusan jenis tertentu.

Contoh dari keputusan jenis ini adalah petugas perusahaan penerbangan yang melayani permintaan pembelian tiket pesawat dengan menggunakan computer yang telah diisi dengan program pengambilan keputusan bisa tidaknya permintaan tersebut disetujui.

Di Indonesia, saat ini keadaan organisasi-organisasi yang ada, baik organisasi pemerintahan, dan administrasi negara, organisasi niaga, maupun organisasi-organisasi lainnya memiliki bermacam-macam keadaan, yakni ada yang masih sederhana sekali dan ada yang telah modern. Organisasi yang masih sederhana, biasanya masalah pokok yang dihadapi masih berkisar pada human relationship dan leadership. Sedangkan dalam organisasi yang telah modern problema pokok yang dihadapi telah bergeser pada mekanisme organisasi dan administratif leadership.

Dalam organisasi-organisasi yang telah beroperasi secara modern, keputusan-keputusan yang diambil dapat dibedakan sebagai berikut:
1.    - Keputusan yang diambil secara modern konvesional
2.    - Keputusan yang diambil secara modern kuantitatif terbatas

Source/sumber: Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Pembuatan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar