Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Blog ini berisi seputar ilmu komunikasi, teks lagu mandarin dan beberapa perenungan hidup pribadi sang blogger ^^..

Cara Pengambilan Keputusan Konvensional Kompleks dalam Organisasi


Keputusan yang diambil oleh seorang decision maker pasti berbeda dari decision maker lainnya, baik menurut kepribadiannya, materi, masalah, kondisi dan situasinya. Namun walaupun demikian terdapat empat hal jenis pengambilan keputusan yang umum, yakni:
1.      Teknik pengambilan keputusan berdasarkan intuisi, firasat atau feeling
Teknik jenis ini memiliki kelemahan dimana decision maker harus dipersiapkan bertahun-tahun lamanya. Persiapan tersebut berupa pemberian kesempatan dan pengalaman kerja yang berencana selama bertahun-tahun dan disertai dengan pembinaan dan bimbingan pendidikan oleh orang-orang yang cukup berwibawa dan kompeten dalam bidang yang dimaksud.

2.      Pengambilan keputusan berdasarkan penilaian dan analisa fakta-fakta
Teknik pengambilan keputusan jenis ini memerlukan pengalaman hidup yang banyak dan kematangan jiwa dalam menilai dan menganalisa fakta-fakta.

3.      Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman kerja


4.      Pengambilan keputusan berdasarkan pandangan-pandangan, pendapat-pendapat, nasehat-nasehat dan saran-saran dari orang-orang terkemuka, yang kompeten dalam bidang tersebut.

Dalam prakteknya, intuisi atau feeling seseorang sangatlah subjektif atau spekulatif. Hal ini dikarenakan tidak adanya orang yang stabil. Intuisi juga dipengaruhi oleh pandangan hidup seseorang, yang juga dipengaruhi oleh pandangan- pandangan orang lain di sekitarnya, nilai-nilai hidup, dan watak. Tidak hanya itu, feeling tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan kejaidian-kejadian yang dialami oleh decision maker di masa lampau, latihan-latihan, pendidikan dan indoktrinasi yang pernah ia peroleh , baik di lingkungan keluarga, sekolah dn masyarakat.

Biasanya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari intuisi ini maka diperlukan adanya pengumpulan fakta-fakta yang lengkap. Dengan demikian maka decision maker dapat mengambil keputusan dengan seobjektif mungkin, walaupun dalam prakteknya seseorang tidak mungkin mampu mendapatkan fakta yang sangat lengkap karena berbagai alasan.
Apabila data yang diperoleh tidak lengkap, maka fakta tersebut juga tidak lengkap dan bahkan bersifat bias atau tidak sesuai dengan realitasnya. Memperoleh fakta selengkap mungkin, menilai, menganalisa dan menginterpretasikannya juga merupakan seni atau feeling juga, yang memerlukan waktu dan bakat untuk mengembangkannya.

Teknik ketiga yang telah dikatakan diatas, yakni pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman kerja juga memerlukan waktu persiapan yang cukup panjang.


Pengalaman dan Pengetahuan
Banyak orang tidak dapat membedakan antara pengalaman, pengetahuan dan praktek.
Pengetahuan diperoleh dari pelajaran (lesson) dan pengajaran (teaching, instruction). Sebenarnya pengetahuan dapat terbagi menjadi dua, yakni pengertian (concept) dan pernyataan (perception). Pengertian dilakukan dengan akal, pikir atau otak (rasio), sedangkan pernyataan dilakukan dengan pancaindra. Pengetahuan merupakan hasil dari pemaduan, pengolahan, atau pembandingan terhadap segala yang ditangkap oleh pancaindra dengan menggunakan pengertian-pengertian. Concepts atau pengertian-pengertian tersebut tidak dapat ditangkap oleh pancaindra. Pengertian-pengertian atau concepts tersebut merupakan konstruksi-konstruksi mental berdasarkan kekuatan imajinasi kita. Baik secara langsung maupun tidak, pengertian-pengertian tersebut merupakan lambang dari percepts, yakni apa yang ditangkap oleh pancaindra. Pengetahuan tertinggi adalah perpaduan dari concept dan percept. Dan dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang tidak memiliki banyak pengertian dan teori juga tidak akan mungkin mempunyai pengetahuan yang banyak. Namun semua pengetahuan manusia bersifat relatif dan komparatif atau perbandingan antara apa yang ditangkap oleh pancaindra dengan konsep yang ada dalam pikirannya.

Pengatahuan yang berasal dari pengajaran atau disingkat pengajaran, dapat diperoleh secara mandiri dengan jalan membaca atau berpikir guna mendapatkan pengertian-pengertian yang kemudian dicocokkan dengan melalui membaca peristiwa-peristiwa, observasi atau pengalaman. Pengajaran tersebut juga dapat diperoleh dari petunjuk atau pengarahan dari orang lain (guru).

Pengetahuan dapat juga diperoleh melalui pengajaran, yakni melalui instruksi-instruksi, bahkan indoktrinasi tertentu menurut rencana pelajaran. Pengajaran yang baik mempercepat proses pengembangan pengetahuan. Pengetahuan tersebut dipupuk melalui hafalan-hafalan dan indoktrinasi dimana hal ini juga sangat berbahaya bilamana diberikan pada orang-orang yang terlalu fanatik.

Praktek
Praktek adalah melakukan sesuatu secara berulang-ulang, dimana melalui hal ini kepandaian kemahiran, dan keterampilan dapat berkembang. Pengalaman yang dipadukan dengan praktek dan dijalankan dengan sadar dan terencana, serta berdasarkan teori akan dapat mengembangkan keahlian (expertise).

Praktek saja tidak dapat menghasilkan keahlian, dan pengalaman saja yang tidak disertai dengan pengetahuan juga bukanlah pengalaman dalam arti yang sebenarnya. Pengalaman yang tidak disertai dengan latihan juga tidak dapat menghasilkan expertise atau ahli.

Keempat teknik pengambilan keputusan yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan teknik pengambilan keputusan yang klasik, paling dikenal dan paling banyak digunakan, walaupun hal tersebut tergantung dari pribadi si decision maker.
Karena teknik pengambilan keputusan tersebut bergantung pada kondisi pengambil keputusan, maka teknik itu tidak lagi memuaskan operasi-operasi dan usaha-usaha yang besar-besaran, yang sifat humanistisnya sudah agak lemah.

Source/sumber: Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Pembuatan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar